LESSON STUDY
A.
Sejarah Perkembangan Lesson Study
Lesson study sudah
berkembangan di jepang sejak awal tahun
sejak tahun 1890an. Melalui kegiatan tersebut guru-guru di Jepang
mengkaji pembelajaran melalui perecanaan dan obeservasi bersama yang bertujuan
untuk memotivasi siswa-siswa aktif belajar madiri. lesson study
merupakan terjemahan langsung dari dua kata jepang yaitu jugyo yang berarti lesson atau
pembelajaran, dan kenkyu yang berarti study merupakan study atau
penelitian atau bisa dikatakan sebagai pengkajian terhadap pemebelajaran.
Lesson Study dapat
diselenggarakan oelh kelompok guru-guru disuatu distrik atau diselenggarakan
oleh kelompok guru sebidang, semacam MGMP di Indonesia. Kelompok guru dari
beberapa sekolah berkumpul untuk melaksanakan lesson study. Lesson
Study yang sangat terkenal di Jepang adalah Lesson Study yang
diselenggarakan oleh sekolah dan disebut dengan konaikenshu yang berkembang sejak awal tahun 1960an. Konaikenshu juga dibentuk dari dua suku kata yaitu konai
yang berarti di sekolah dan kata kenshu
yang berarti training sehingga dapat
diartikan sebagai school-based training. Pada tahun 1970an pemerintah Jepang merasakan
manfaat dari Konaikenshu dan sejak itu pemerintah Jepang mendorong
sekolah-sekolah untuk melaksanaakan Konaikenshu
dengan menyediakan dukungan dana dan insentif bagi sekolah yang
melaksanakan Konaikenshu. Kebanyakan
sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Jepang yang melaksanakan Konaikenshu. Walaupiun pemerintah
menyediakan dukungan biaya bagi sekolah-sekolah untuk melaksanakan Konaikenshu tetapi kebanyakan sekolah melaksanakan Konaikenshu secara suka rela karena
sekolah merasakan manfaatnya.
Alasan mengapa lesson study menjadi popular si Jepang karena
Lesson study sangat membantu guru-guru. Walaupun lesson study
menyita waktu tetapi guru-guru memperoleh manfaat sangat berharga berupa
informasi untuk meningkatkan keterampilan mengajar. Mutu dari Konaikenshu sangat bervariasi tergantung pada leadership
dari sekolah, mutu guru untuk membangun, mempererat persahabatan diantara
mereka, dan kemauan mereka dalam melaksanakan Konaikenshu.
Sampai saat ini kurang lebih 10 % SD dan SMP di Jepang telah
menerapkan Lesson Study sebagai salah satu bentuk komunitas belajar
dalam peningkatan mutu pembelajaran di sekolah. Lesson Study
pembelajaran di Jepang berkembang bukan karena MGMP. Sementara itu beberapa
negara yang sudah mulai menerapkan konsep komintas belajar dan Lesson Study
adalah Amerika Serikat, Amerika Latin, Kanada, Singapore, Hongkong, RRC Korea, Vietnam, Thailand,
Africa Selatan, dan termasuk Indonesia.
B.
Pengertian
Lesson Study diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia menjadi studi pembelajaran atau kajian pembelajaran.
Penggunaan kata studi pembelajaran diharapakan dapat mengakrabkan lesson
study pada guru-guru di Indonesia. Ada berbagai pengertian dari lesson
study atau studi pembelajaran yang ditulis oleh para ahli. Lewis (2002)
menyatakan “lesson study is a cycle in which teacher work together to
consider their long-term goals for student, bring those goals to life in actual
‘research lesson’ and collaboratively observe, discuss, and refine the lesson”.
Menurut Lewis ide yang terkandung dalam lesson study sebenarnya singkat
dan sederhana, yakni jika seorang
guru ingin meningkatkan pembelajaran agar lebih baik, maka bisa dilakukan
kolaborasi dengan guru lain untuk merancang, mengamati dan melakukan refleksi
terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Sementara Garfield (2006) menyatakan lesson study sebagai
suatu proses sitematis yang digunakan oleh guru-guru Jepang untuk menguji
keefektifan pengajarannya dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran. Proses
sistematis yang dimaksud adalah kerja guru-guru secara kolaboratif untuk
mengembangkan rencana dan perangkat pembelajaran, melakukan observasi, refleksi
dan revisi rencana pembelajaran secara bersiklus terus menerus. Walker (2005)
menyatakan dengan singkat bahwa lesson study merupakan suatu metode pengembangan
profesional guru. Lesson Study adalah sebuah proses pengembangan
kompetensi profesional untuk para guru yang berasal dan dikembangkan secara
sistematis dalam sistem pendidikan di Jepang
dengan tujuan utama menjadikan proses pembelajaran lebih baik dan
efektif (Cerbin & Kopp, 2006). Dari pengertian-pengertian diatas dapat
dikatakan bahwa lesson study atau studi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pengkajian terhadap proses pembelajaran di kelas nyata yang dilakukan
oleh sekelompok guru secara berkolaborasi dalam jangka waktu lama dan terus
menerus untuk meningkatkan keprofesionalannya. kelas nyata yang dimaksud disini
adalah kelas dimana berlangsung sebagaimana biasanya ketika mengajar di
sekolah, bukan di kelas eksperimen atau di kampus.
Melalui lesson study, para guru berkolaborasi (bekerjasama)
melakukan pengkajian bagaimana merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses
pembelajaran di kelas nyata dan selanjutnya merefleksi untuk mendapatkan umpan
balik dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran berikutnya. Jadi di dalam lesson
study para guru tidak hanya meneliti dengan jalan memberikan perlakuan
kemudian mengamati bagaimana dampaknya, dan selanjutnya merevisi rencana
pembelajaran itu untuk dilakukan pengkajian lagi, demikian seterusnya.
Berdasarkan uraian tersebut, lesson study dapat dibagai
menjadi 3 tahapan utama yaitu tahap Perencanaan Pelaksanaan, dan Refleksi
(PPR). Tiga tahapan tersebut adalah satu siklus. lesson study dilakukan
berulang-ulang dalam waktu yang lama karena setiap proses pembelajaran tidak
selalu sama dan tidak ada proses pembelajaran yang sempurna, sehingga siklusnya
akan terus berulang (Istamar, 2008). Dengan melakukan PPR berulang kali diharapakan guru akan semakin
profesional sehingga proses pembelajaran berlangsung efektif dan efisien.
C.
Pentingnya Lesson Study dalam meningkatkan kualitas guru
Lesson study dapat
dipilih sebagai salah satu cara meningkatkan kualitas guru, hal ini dapat
dilihat dari:
1. Pengembangan Lesson Study dilakukan dan
didasarkan pada hasil “ sharing “ pengetahuan professional yang berlandaskan
pada praktek dan hasil pengajaran yang dilaksanakan para guru.
2. Penekanan mendasar suatu Lesson Study
adalah para siswa memiliki kualitas belajar.
3. Tujuan pelajaran dijadikan fokus dan titik
perhatian utama dalam pembelajaran di kelas.
4. Berdasarkan pengalaman real di kelas, lesson
study pembelajaran mampu menjadi landasan bagi pengembangan pembelajaran.
5. Lesson Study akan menempatkan peran guru sebagai peneliti
pembelajaran.
Manfaat dari Lesson
Study ialah:
-
Meningkatkan keprofesionalitas guru.
-
Meningkatkan mutu pembelajaran.
-
Membantu guru untuk mengobservasi dan mendapat saran dari proses pembelajaran.
-
Membantu guru untuk menolong agar semua siswa belajar.
-
Memahami bagaimana siswa berfikir dan belajar.
-
Menghargai kolaborasi antar guru dan menghormati satu sama lain.
D.
Pelaksanaan Lesson Study
Lesson Study bisa diselenggarakan dengan guru-guru yang sebidang studi (misal
dari MGMP Bidang Fisika), boleh para guru lintas bidang studi (missal dari
berbagai mata pelajaran baik dari satu sekolah maupun lain sekolah), bahkan
yang bukan guru sekalipun dapat ikut kegiatan tersebut sebagai atau pengamat
tambahan. Jumlah anggota Lesson Study tidak ditentukan secara pasti,
yang penting lebih dari satu. Namun umumnya yang terjadi saat ini du Indonesia
berkisar 3-20 orang, sesuai dengan anggota MGMP. Selain peserta yang terdiri
dari para guru, Lesson Study
dapat pula dihadiri oleh peninjau yang terdiri dari para guru, orang tua
siswa , pejabat, dan anggota masyarakat lainya.
Lesson Study merupakan
sebuah system kegiatan yang terdiri dari beberapa tahapan. Di dalam perkembangannya ada beberapa ahli yang
menulis dalam beberapa tahapan kegiatan yang bevariasi. Menurut Fernandez dan
Yoshida (2004) terdapat 6 langkah dalam proses pelaksanaan Lesson Study
yaitu :
1.
Melaksanakan
pembelajaran secara kolaboratif.
2.
Melaksanakan
pembelajaran; guru ditunjuk sebagai pengajar sementara yang lain menjadi
pengamat.
3.
Melakukan
diskusi refleksi tentang pembelajaran yang diamati.
4.
Merevisi
rencana pembelajaran.
5.
Melaksanakan
pembelajaran di masing-masing kelas berdasarkan hasil revisi.
6.
Melakukan
sharing tentang hasil pemebelajaran.
Pengenalan Lesson
study dan implementasinya di Indonesia oleh tenaga ahli jepang dalam
Program IMSTEP JICA di 3 Universitas ( UPI,UNY, UM) pada tahun 2004/2005
digunakan tahapan yang lebih sederhana. Hal ini lebih dimaksudkan agar lebih
mudah diterapkan dan menghilangkan kesan bahwa Lesson Study adalah
sesuatu yang rumit. Tiga tahap utama Lesson Study yakni:
1.
Perencanaan.
2.
Pelaksanaan.
3.
Melihat
atau refleksi.
Ketiga tahapan
itu dilakukan secara berulang dan terus-menerus sehingga merupakan siklus yang
tak pernah berakhir. Artinya selama guru ingin terus meningkatkan kemampuan dan
kualitas mengajarny, maka Lesson Study sebagai jawabannya.
E.
Mengembangkan Lesson Study
Lesson study bukanlah suatu
model atau metode pembelajaran, melainkan sebuah model pembinaan untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Melalui lesson
study guru dapat menerapkan berbagai pendekatan, metode dan media
pembelajaran yang berorientasi pada siswa aktif, kreatif, dan saling
membelajarkan.
Lesson study dilakukan oleh
sekumpulan guru, tidak bisa dilakukan oleh satu orang guru saja. Peningkatan
kualitas pembelajaran bukan hanya tanggung jawab guru saja, kepala sekolah,
pejabat dinas pendidikan, orang tua siswa, dan masyarakat juga memiliki
tanggung jawab tersebut. Mereka semua dapat diundang dalam pelaksanaan lesson
study. Lesson study dapat terlaksana apabila dibentuk suatu sistem
yang mengikut sertakan dinas pendidikan, kepala sekoah, para pengawas sekolah
dan guru yang secara bersama-sama erupaya meningkatkan keprofesionalan guru.
Selain itu juga diperlukan kedatangan pengarah yaitu dosen perguruan tinggi.
Berikut diuraikan bagaimana membentuk kelompok lesson study sehingga
kegiatan lesson study bisa lestari. Tahapannya secara ringkas adalah:
meminta izin kepala sekolah dan dinas pendidikan, merekrut anggota, membentuk
kelompok dan membuat kesepakatan dengan anggota, perencanaan, refleksi, dan
tindak lanjut.
1.
Izin
Kepala Sekolah dan Dinas Pendidikan
2.
Merekrut
Anggota dan Membentuk Guru Lesson Study
3.
Tahap
Perencanaan (Plan)
Tahap
perencanaan dalam lesson study adalah tahap membuat rencana proses
pembelajaran yang diamati. Kegiatan ini dapat dibedakan menjadi perencanaan
bagi pemula, dan perencanaan bagi peserta mandiri.
a.
Perencanaan
Bagi Peserta Pemula
Bagi peserta lesson study pemula, kegiatan perencanaan (plan)
dilaksanakan dengan berdiskusi bersama. Peserta merencanakan kegiatan
pembelajaran bersama dengan target pembuatan Rencana Proses Pembelajaran (RPP)
dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
b.
Perencanaan
Bagi Peserta Mandiri
Peserta
yang telah terbiasa menyusun RPP dan LKS dengan bersama-sama, dia telah telah
menemukan pola berpikir dan cara penyusunan yang efektif. Dia telah menguasai
materi, metode dan media yang sesuai dengan kondisi siswanya yang biasa dia
ajar. Karena itu penyusunan RPP dan LKS dilakukan sendiri. Keadaan peserta yang
demikian telah disebut peserta mandiri.
Bagi
peserta yang telah mandiri (profeional), dia melakukan pengkajian kurikulum,
menyusun indikator, menentukan metode dan media pembelajaran, yang semuanya
dilakukan sendiri. Selama proses penyusunan rencana, dia dapat berkonsultasi
dengan guru lain/ dosen pendamping, atau mereka yang dianggap ahli sebagai
bahan masukan untuk menyusun RPP dan LKS yang lebih sempurna.
4.
Tahap
Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas
a.
Kegiatan
sebelum pembelajaran
Tahap
pelaksanaan pembelajaran di kelas (open class atau buka kelas) merupakan
tahap yang amat penting dalam kegiatan lesson
study. Pada tahap inilah skenario pembelajaran yang telah disusun diuji
efektivitasnya. Oleh karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu sebelum
pembelajaran dimulai. Diantara adalah:
-
Memeriksa
apakah RPP dan LKS sudah terbagi kepada semua peserta (observer), tamu,
dan peninjau yang hadir.
-
Mengecek
kesesuaian denah siswa. Jika perlu dibuat nomor atau nama siswa yang nantinya
ditempelkan di baju siswa.
-
Memeriksa
ulang pengaturan ruang kelas, hingga observer mampu mengamati dari
depan, belakang, samping kiri, dan kanan dengan jarak yang dekat, dengan maksud
agar observer dapat mengamati
aktivitas siswa dengan jelas.
b.
Kegiatan
pengamat selama pembelajaran
Hal-hal yang
pelu mendapat perhatian pengamat pada waktu pelaksanaan adalah:
-
Datang
sesuai jadwal
-
Mengambil
posisi yang tepat agar dapat mengamati raut muka siswa
-
Tidak
keluar masuk kelas
-
Tidak
berbicara sesama pengamat
-
Tidak
membantu siswa selama proses lesson study
-
Fokus
pengamatan adalah kegiatan belajar siswa
-
Setiap
pengamat dapat mengamati satu kelompok tertentu
-
Boleh
memotret
c.
Kegiatan
Guru Model dalam Proses Pembelajaran
-
Menyaipkan
foto kopi RPP, LKS, denah siswa, denah pengawas
-
Menyiapkan
media dan sumber belajar sesuai skenario
-
Menyiapkan
ruangan yang cukup besar
-
Menyiapkan
kelas secara alami.
-
Datang
selambat-lambatnya 5 menit sebelum masuk guna melakukan pengecekan akhir
-
Memulai
pembelajaran dengan memberitahu ada tamu dan pengamat yang ikut hadir dalam
pembelajaran, namun siswa diminta belajar seperti biasa.
-
Menymapaikan
tujuan/ indikator pembelajaran
-
Memotivasi
siswa untuk melakukan pembelajaran
-
Menerapkan
RPP dan LKS dalam proses pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan.
-
Berusaha
agar pembelajaran tetap berorientasi pada siswa aktif. Serta mendorong agar
siswa aktif, kreatif, dan kolaboratif.
-
Mengakhiri
pembelajaran tepat waktu.
5.
Tahap
Refleksi
Diskusi
refleksi merupakan diskusi yang mengkaji data temuan selama observasi, kemudian
dianalisis mengapa hal itu terjadi dan akhirnya dicarikan jalan keluar
pemecahannya. Refleksi hendakanya segera dilakukan seteelah open class.
a.
Pelaksanaan
Kegiatan Refleksi
-
Tunjuk
seorang moderator. Biasanya dilakukan oleh guru fasilitator. Dianjurkan agar
refleksi dipimpin oleh kepala sekolah, pengawas atau pejabat DIKNAS agar segala
permasalahan dapat dipantau.
-
Tunjuk
paling tidak satu seorang notulis, sebaiknya ditunjuk 2 orang notulis dari
peserta lesson study.
-
Moderator
memimpin refleksi jika segala sesuatunya telah siap dilaksanakan.
b.
Isi Refleksi
-
Refleksi
Guru Model
·
Ungkapkan
perasaan setelah open class ungkapkan apakah sudah puas, berhasil, ataukah
masih merasa ada hal yang perlu diperbaiki.
·
Kemukakan
antara RPP/ LKS dengan proses pembelajaran tadi. Jika ada, mengapa itu terjadi.
-
Refleksi
Guru Pengamat
·
Kemukakan
data pengamatan secara obyektif rasional. Misal ada kejadian siswa A,
berlangsung di mana, pada waktu apa, apa yang dilakukan, pada waktu itu guru
model sedang bagaimana, bagaimana hubungannya dengan teman yang lain.
·
Mengapa
siswa A berbuat demikian
·
Bagaimana
cara mengatasinya
·
Pelajaran
apa yang dapat dipetik dari kejadian itu.
-
Refleksi
Oleh Dosen atau Pakar
·
Lakukan
refleksi seperti guru pengamat tentang suatu kejadian di kelas seperti diatas.
·
Kemukakan
bagaimana jalannya pembelajaran di kelas tadi
·
Kemukakan
bagaimana kegaitan para pengamat dan semua peserta mengikuti open class
·
Kemukakan
bagaimana jalannya refleksi, sudah sesuai dengan ketentuan ataukah belum
·
Memberikan
pendalaman isi, metode, pendekatan, dikaitkan dengan data temuan selama proses
pembelajaran berlangsung
·
Mengemukakan
hal-hal lain yang berkaitan dengan falsafah pembelajaran, kurikulum dan tujuan
pendidikan
Adapun untuk
contoh instrumen dalam pelaksanaan lesson study terlampir dalam lampiran 1.
DAFTAR
PUSTAKA
Cerbin, Bill; Kopp, Bryan. 2006. Lesson Study for College
Teacher. (Online) http://www.uwlax.edu/sotl/lsp/ intro.htm. Diakses
15 Januari 2015.
Fernandez, Clea; Yoshida, Makoto. 2004. Lesson Study: A
Japanese Approach to Improving Mathematic Teaching and Learning.Mahmah, New
Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.
Garfield, J. 2006. Exploring the Impact of Lesson Study on
Developing Effective Statistic Curriculum. (Online). www.stat.auckland.ac.nz/iase/publication/-11/Garfield.doc. Diakses tanggal 15 Januari 2015.
Lewis, Catherine C. 2002. Lesson Study: A Handbook of
teacher-led instructional change. Philadelphia, PA: Research for Better
School.
Syamsuri, Istamar ; Ibrohim. 2008. Lesson Study. Malang:
FMIPA UM.
Widhiarta, Putu Ashintya; Sudarmanto, Dwi; Ratnaningsih, Nining.
2008. Lesson Study Sebuah Upaya Peningkatan Mutu Pendidik Pendidikan
Nonformal. Surabaya: Prima Printing Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar