Pages

LESSON STUDY

Selasa, 03 Maret 2015

LESSON STUDY


A.    Sejarah Perkembangan Lesson Study
Lesson study sudah berkembangan di jepang sejak awal tahun  sejak tahun 1890an. Melalui kegiatan tersebut guru-guru di Jepang mengkaji pembelajaran melalui perecanaan dan obeservasi bersama yang bertujuan untuk memotivasi siswa-siswa aktif belajar madiri. lesson study merupakan terjemahan langsung dari dua kata jepang yaitu jugyo yang berarti lesson atau pembelajaran, dan kenkyu  yang berarti study  merupakan study atau penelitian atau bisa dikatakan sebagai pengkajian terhadap pemebelajaran.
Lesson Study dapat diselenggarakan oelh kelompok guru-guru disuatu distrik atau diselenggarakan oleh kelompok guru sebidang, semacam MGMP di Indonesia. Kelompok guru dari beberapa sekolah berkumpul untuk melaksanakan lesson study. Lesson Study yang sangat terkenal di Jepang adalah Lesson Study yang diselenggarakan oleh sekolah dan disebut dengan konaikenshu yang berkembang sejak awal tahun 1960an. Konaikenshu  juga dibentuk dari dua suku kata yaitu  konai yang berarti di sekolah dan kata kenshu yang berarti training  sehingga dapat diartikan sebagai school-based training.  Pada tahun 1970an pemerintah Jepang merasakan manfaat dari  Konaikenshu dan sejak itu pemerintah Jepang mendorong sekolah-sekolah untuk melaksanaakan Konaikenshu dengan menyediakan dukungan dana dan insentif bagi sekolah yang melaksanakan Konaikenshu. Kebanyakan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Jepang yang melaksanakan Konaikenshu. Walaupiun pemerintah menyediakan dukungan biaya bagi sekolah-sekolah untuk melaksanakan Konaikenshu  tetapi kebanyakan sekolah melaksanakan Konaikenshu secara suka rela karena sekolah merasakan manfaatnya.
Alasan mengapa lesson study menjadi popular si Jepang karena Lesson study sangat membantu guru-guru. Walaupun lesson study menyita waktu tetapi guru-guru memperoleh manfaat sangat berharga berupa informasi untuk meningkatkan keterampilan mengajar. Mutu dari Konaikenshu  sangat bervariasi tergantung pada leadership dari sekolah, mutu guru untuk membangun, mempererat persahabatan diantara mereka, dan kemauan mereka dalam melaksanakan Konaikenshu.
Sampai saat ini kurang lebih 10 % SD dan SMP di Jepang telah menerapkan Lesson Study sebagai salah satu bentuk komunitas belajar dalam peningkatan mutu pembelajaran di sekolah. Lesson Study pembelajaran di Jepang berkembang bukan karena MGMP. Sementara itu beberapa negara yang sudah mulai menerapkan konsep komintas belajar dan Lesson Study adalah Amerika Serikat, Amerika Latin, Kanada, Singapore,  Hongkong, RRC Korea, Vietnam, Thailand, Africa Selatan, dan termasuk Indonesia.

B.     Pengertian
Lesson Study diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi studi pembelajaran atau kajian pembelajaran. Penggunaan kata studi pembelajaran diharapakan dapat mengakrabkan lesson study pada guru-guru di Indonesia. Ada berbagai pengertian dari lesson study atau studi pembelajaran yang ditulis oleh para ahli. Lewis (2002) menyatakan “lesson study is a cycle in which teacher work together to consider their long-term goals for student, bring those goals to life in actual ‘research lesson’ and collaboratively observe, discuss, and refine the lesson”. Menurut Lewis ide yang terkandung dalam lesson study sebenarnya singkat dan  sederhana, yakni jika seorang guru ingin meningkatkan pembelajaran agar lebih baik, maka bisa dilakukan kolaborasi dengan guru lain untuk merancang, mengamati dan melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Sementara Garfield (2006) menyatakan lesson study sebagai suatu proses sitematis yang digunakan oleh guru-guru Jepang untuk menguji keefektifan pengajarannya dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran. Proses sistematis yang dimaksud adalah kerja guru-guru secara kolaboratif untuk mengembangkan rencana dan perangkat pembelajaran, melakukan observasi, refleksi dan revisi rencana pembelajaran secara bersiklus terus menerus. Walker (2005) menyatakan dengan singkat bahwa lesson study merupakan suatu metode pengembangan profesional guru. Lesson Study adalah sebuah proses pengembangan kompetensi profesional untuk para guru yang berasal dan dikembangkan secara sistematis dalam sistem pendidikan di Jepang  dengan tujuan utama menjadikan proses pembelajaran lebih baik dan efektif (Cerbin & Kopp, 2006). Dari pengertian-pengertian diatas dapat dikatakan bahwa lesson study atau studi pembelajaran adalah suatu kegiatan pengkajian terhadap proses pembelajaran di kelas nyata yang dilakukan oleh sekelompok guru secara berkolaborasi dalam jangka waktu lama dan terus menerus untuk meningkatkan keprofesionalannya. kelas nyata yang dimaksud disini adalah kelas dimana berlangsung sebagaimana biasanya ketika mengajar di sekolah, bukan di kelas eksperimen atau di kampus.
Melalui lesson study, para guru berkolaborasi (bekerjasama) melakukan pengkajian bagaimana merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran di kelas nyata dan selanjutnya merefleksi untuk mendapatkan umpan balik dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran berikutnya. Jadi di dalam lesson study para guru tidak hanya meneliti dengan jalan memberikan perlakuan kemudian mengamati bagaimana dampaknya, dan selanjutnya merevisi rencana pembelajaran itu untuk dilakukan pengkajian lagi, demikian seterusnya.
Berdasarkan uraian tersebut, lesson study dapat dibagai menjadi 3 tahapan utama yaitu tahap Perencanaan Pelaksanaan, dan Refleksi (PPR). Tiga tahapan tersebut adalah satu siklus. lesson study dilakukan berulang-ulang dalam waktu yang lama karena setiap proses pembelajaran tidak selalu sama dan tidak ada proses pembelajaran yang sempurna, sehingga siklusnya akan terus berulang (Istamar, 2008). Dengan melakukan PPR  berulang kali diharapakan guru akan semakin profesional sehingga proses pembelajaran berlangsung efektif dan efisien.

C.    Pentingnya Lesson Study  dalam meningkatkan kualitas guru
Lesson study dapat dipilih sebagai salah satu cara meningkatkan kualitas guru, hal ini dapat dilihat dari:
1.     Pengembangan Lesson Study dilakukan dan didasarkan pada hasil “ sharing “ pengetahuan professional yang berlandaskan pada praktek dan hasil pengajaran yang dilaksanakan para guru.
2.    Penekanan mendasar suatu Lesson Study adalah para siswa memiliki kualitas belajar.
3.    Tujuan pelajaran dijadikan fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas.
4.    Berdasarkan pengalaman real di kelas, lesson study pembelajaran mampu menjadi landasan bagi pengembangan pembelajaran.
5.    Lesson Study akan menempatkan peran guru sebagai peneliti pembelajaran.

Manfaat dari Lesson Study ialah:
-     Meningkatkan keprofesionalitas guru.
-     Meningkatkan mutu pembelajaran.
-     Membantu guru untuk mengobservasi dan mendapat saran dari proses pembelajaran.
-     Membantu guru untuk menolong agar semua siswa belajar.
-     Memahami bagaimana siswa berfikir dan belajar.
-     Menghargai kolaborasi antar guru dan menghormati satu sama lain.

D.    Pelaksanaan Lesson Study
Lesson Study bisa diselenggarakan dengan guru-guru yang sebidang studi (misal dari MGMP Bidang Fisika), boleh para guru lintas bidang studi (missal dari berbagai mata pelajaran baik dari satu sekolah maupun lain sekolah), bahkan yang bukan guru sekalipun dapat ikut kegiatan tersebut sebagai atau pengamat tambahan. Jumlah anggota Lesson Study tidak ditentukan secara pasti, yang penting lebih dari satu. Namun umumnya yang terjadi saat ini du Indonesia berkisar 3-20 orang, sesuai dengan anggota MGMP. Selain peserta yang terdiri dari para guru, Lesson Study  dapat pula dihadiri oleh peninjau yang terdiri dari para guru, orang tua siswa , pejabat, dan anggota masyarakat lainya.
Lesson Study merupakan sebuah system kegiatan yang terdiri dari beberapa tahapan. Di dalam  perkembangannya ada beberapa ahli yang menulis dalam beberapa tahapan kegiatan yang bevariasi. Menurut Fernandez dan Yoshida (2004) terdapat 6 langkah dalam proses pelaksanaan Lesson Study yaitu :
1.      Melaksanakan pembelajaran secara kolaboratif.
2.      Melaksanakan pembelajaran; guru ditunjuk sebagai pengajar sementara yang lain menjadi pengamat.
3.      Melakukan diskusi refleksi tentang pembelajaran yang diamati.
4.      Merevisi rencana pembelajaran.
5.      Melaksanakan pembelajaran di masing-masing kelas berdasarkan hasil revisi.
6.      Melakukan sharing tentang hasil pemebelajaran.
Pengenalan Lesson study dan implementasinya di Indonesia oleh tenaga ahli jepang dalam Program IMSTEP JICA di 3 Universitas ( UPI,UNY, UM) pada tahun 2004/2005 digunakan tahapan yang lebih sederhana. Hal ini lebih dimaksudkan agar lebih mudah diterapkan dan menghilangkan kesan bahwa Lesson Study adalah sesuatu yang rumit. Tiga tahap utama Lesson Study yakni:
1.      Perencanaan.
2.      Pelaksanaan.
3.      Melihat atau refleksi.
Ketiga tahapan itu dilakukan secara berulang dan terus-menerus sehingga merupakan siklus yang tak pernah berakhir. Artinya selama guru ingin terus meningkatkan kemampuan dan kualitas mengajarny, maka Lesson Study sebagai jawabannya.

E.     Mengembangkan Lesson Study
Lesson study bukanlah suatu model atau metode pembelajaran, melainkan sebuah model pembinaan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Melalui lesson study guru dapat menerapkan berbagai pendekatan, metode dan media pembelajaran yang berorientasi pada siswa aktif, kreatif, dan saling membelajarkan.
Lesson study dilakukan oleh sekumpulan guru, tidak bisa dilakukan oleh satu orang guru saja. Peningkatan kualitas pembelajaran bukan hanya tanggung jawab guru saja, kepala sekolah, pejabat dinas pendidikan, orang tua siswa, dan masyarakat juga memiliki tanggung jawab tersebut. Mereka semua dapat diundang dalam pelaksanaan lesson study. Lesson study dapat terlaksana apabila dibentuk suatu sistem yang mengikut sertakan dinas pendidikan, kepala sekoah, para pengawas sekolah dan guru yang secara bersama-sama erupaya meningkatkan keprofesionalan guru. Selain itu juga diperlukan kedatangan pengarah yaitu dosen perguruan tinggi.
Berikut diuraikan bagaimana membentuk kelompok lesson study sehingga kegiatan lesson study bisa lestari. Tahapannya secara ringkas adalah: meminta izin kepala sekolah dan dinas pendidikan, merekrut anggota, membentuk kelompok dan membuat kesepakatan dengan anggota, perencanaan, refleksi, dan tindak lanjut.
1.      Izin Kepala Sekolah dan Dinas Pendidikan
2.      Merekrut Anggota dan Membentuk Guru Lesson Study
3.      Tahap Perencanaan (Plan)
Tahap perencanaan dalam lesson study adalah tahap membuat rencana proses pembelajaran yang diamati. Kegiatan ini dapat dibedakan menjadi perencanaan bagi pemula, dan perencanaan bagi peserta mandiri.
a.       Perencanaan Bagi Peserta Pemula
Bagi peserta lesson study pemula, kegiatan perencanaan (plan) dilaksanakan dengan berdiskusi bersama. Peserta merencanakan kegiatan pembelajaran bersama dengan target pembuatan Rencana Proses Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
b.      Perencanaan Bagi Peserta Mandiri
Peserta yang telah terbiasa menyusun RPP dan LKS dengan bersama-sama, dia telah telah menemukan pola berpikir dan cara penyusunan yang efektif. Dia telah menguasai materi, metode dan media yang sesuai dengan kondisi siswanya yang biasa dia ajar. Karena itu penyusunan RPP dan LKS dilakukan sendiri. Keadaan peserta yang demikian telah disebut peserta mandiri.
Bagi peserta yang telah mandiri (profeional), dia melakukan pengkajian kurikulum, menyusun indikator, menentukan metode dan media pembelajaran, yang semuanya dilakukan sendiri. Selama proses penyusunan rencana, dia dapat berkonsultasi dengan guru lain/ dosen pendamping, atau mereka yang dianggap ahli sebagai bahan masukan untuk menyusun RPP dan LKS yang lebih sempurna.
4.      Tahap Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas
a.       Kegiatan sebelum pembelajaran
Tahap pelaksanaan pembelajaran di kelas (open class atau buka kelas) merupakan tahap  yang amat penting dalam kegiatan lesson study. Pada tahap inilah skenario pembelajaran yang telah disusun diuji efektivitasnya. Oleh karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu sebelum pembelajaran dimulai. Diantara adalah:
-          Memeriksa apakah RPP dan LKS sudah terbagi kepada semua peserta (observer), tamu, dan peninjau yang hadir.
-          Mengecek kesesuaian denah siswa. Jika perlu dibuat nomor atau nama siswa yang nantinya ditempelkan di baju siswa.
-          Memeriksa ulang pengaturan ruang kelas, hingga observer mampu mengamati dari depan, belakang, samping kiri, dan kanan dengan jarak yang dekat, dengan maksud agar observer  dapat mengamati aktivitas siswa dengan jelas.
b.      Kegiatan pengamat selama pembelajaran
Hal-hal yang pelu mendapat perhatian pengamat pada waktu pelaksanaan adalah:
-          Datang sesuai jadwal
-          Mengambil posisi yang tepat agar dapat mengamati raut muka siswa
-          Tidak keluar masuk kelas
-          Tidak berbicara sesama pengamat
-          Tidak membantu siswa selama proses lesson study
-          Fokus pengamatan adalah kegiatan belajar siswa
-          Setiap pengamat dapat mengamati satu kelompok tertentu
-          Boleh memotret
c.       Kegiatan Guru Model dalam Proses Pembelajaran
-          Menyaipkan foto kopi RPP, LKS, denah siswa, denah pengawas
-          Menyiapkan media dan sumber belajar sesuai skenario
-          Menyiapkan ruangan yang cukup besar
-          Menyiapkan kelas secara alami.
-          Datang selambat-lambatnya 5 menit sebelum masuk guna melakukan pengecekan akhir
-          Memulai pembelajaran dengan memberitahu ada tamu dan pengamat yang ikut hadir dalam pembelajaran, namun siswa diminta belajar seperti biasa.
-          Menymapaikan tujuan/ indikator pembelajaran
-          Memotivasi siswa untuk melakukan pembelajaran
-          Menerapkan RPP dan LKS dalam proses pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan.
-          Berusaha agar pembelajaran tetap berorientasi pada siswa aktif. Serta mendorong agar siswa aktif, kreatif, dan kolaboratif.
-          Mengakhiri pembelajaran tepat waktu.
5.      Tahap Refleksi
Diskusi refleksi merupakan diskusi yang mengkaji data temuan selama observasi, kemudian dianalisis mengapa hal itu terjadi dan akhirnya dicarikan jalan keluar pemecahannya. Refleksi hendakanya segera dilakukan seteelah open class.
a.       Pelaksanaan Kegiatan Refleksi
-          Tunjuk seorang moderator. Biasanya dilakukan oleh guru fasilitator. Dianjurkan agar refleksi dipimpin oleh kepala sekolah, pengawas atau pejabat DIKNAS agar segala permasalahan dapat dipantau.
-          Tunjuk paling tidak satu seorang notulis, sebaiknya ditunjuk 2 orang notulis dari peserta lesson study.
-          Moderator memimpin refleksi jika segala sesuatunya telah siap dilaksanakan.
b.      Isi Refleksi
-          Refleksi Guru Model
·         Ungkapkan perasaan setelah open class ungkapkan apakah sudah puas, berhasil, ataukah masih merasa ada hal yang perlu diperbaiki.
·         Kemukakan antara RPP/ LKS dengan proses pembelajaran tadi. Jika ada, mengapa itu terjadi.
-          Refleksi Guru Pengamat
·         Kemukakan data pengamatan secara obyektif rasional. Misal ada kejadian siswa A, berlangsung di mana, pada waktu apa, apa yang dilakukan, pada waktu itu guru model sedang bagaimana, bagaimana hubungannya dengan teman yang lain.
·         Mengapa siswa A berbuat demikian
·         Bagaimana cara mengatasinya
·         Pelajaran apa yang dapat dipetik dari kejadian itu.
-          Refleksi Oleh Dosen atau Pakar
·         Lakukan refleksi seperti guru pengamat tentang suatu kejadian di kelas seperti diatas.
·         Kemukakan bagaimana jalannya pembelajaran di kelas tadi
·         Kemukakan bagaimana kegaitan para pengamat dan semua peserta mengikuti open class
·         Kemukakan bagaimana jalannya refleksi, sudah sesuai dengan ketentuan ataukah belum
·         Memberikan pendalaman isi, metode, pendekatan, dikaitkan dengan data temuan selama proses pembelajaran berlangsung
·         Mengemukakan hal-hal lain yang berkaitan dengan falsafah pembelajaran, kurikulum dan tujuan pendidikan

Adapun untuk contoh instrumen dalam pelaksanaan lesson study  terlampir dalam lampiran 1.



DAFTAR PUSTAKA


Cerbin, Bill; Kopp, Bryan. 2006. Lesson Study for College Teacher. (Online) http://www.uwlax.edu/sotl/lsp/ intro.htm. Diakses 15 Januari 2015.
Fernandez, Clea; Yoshida, Makoto. 2004. Lesson Study: A Japanese Approach to Improving Mathematic Teaching and Learning.Mahmah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.
Garfield, J. 2006. Exploring the Impact of Lesson Study on Developing Effective Statistic Curriculum. (Online). www.stat.auckland.ac.nz/iase/publication/-11/Garfield.doc. Diakses tanggal 15 Januari 2015.
Lewis, Catherine C. 2002. Lesson Study: A Handbook of teacher-led instructional change. Philadelphia, PA: Research for Better School.
Syamsuri, Istamar ; Ibrohim. 2008. Lesson Study. Malang: FMIPA UM.

Widhiarta, Putu Ashintya; Sudarmanto, Dwi; Ratnaningsih, Nining. 2008. Lesson Study Sebuah Upaya Peningkatan Mutu Pendidik Pendidikan Nonformal. Surabaya: Prima Printing Surabaya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar